Selasa, 13 Oktober 2015

PERANAN DAN FUNGSI BAHASA

1.    PENGERTIAN BAHASA
     Bahasa (dari bahasa Sanskerta भाषा, bhāṣā) adalah kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk memperoleh, dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, dan sebuah bahasa adalah contoh spesifik dari sistem tersebut. Kajian ilmiah terhadap bahasa disebut dengan linguistik. Menurut para ahli bahasa adalah:
1.    Pengertian Bahasa menurut (Depdiknas, 2005: 3) bahasa pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan perasan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya.
2.    Pengertian Bahasa menurut Harun Rasyid, Mansyur & Suratno (2009: 126) bahasa merupakan struktur dan makna yang bebas dari penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu tujuan.
3.    Pengertian Bahasa menurut Plato bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut.
4.    Pengertian bahsa menurut Bill Adams bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks inter-subjektif.
5.    Pengertian bahasa menurut Wittgenstein bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis.
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang di gunakan di Indonesia.

2. ASPEK BAHASA
Ada beberapa aspek dalam bahasa yaitu aspek fisik dan aspek sosial

Aspek Fisik Bahasa : Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa bahasa merupakan Basaha merupakan suatu bentuk alat komunikasi manusia yangberupa lambang bunyi melalui alat ucap, dimana setiap suara yang dikeluarkannya memiliki arti. Maka yang dimaksud aspek fifik bahasa pada dasrnya mencakup tiga aspek. Pertama, bagaimana bunyi itu dihasilkan (aspek produksi). Kedua, Bagaimana ciri – ciri bunyi bahasa yang diujarkan (aspek akustis). Ketiga, bagaimana bunyi bahasa itu dipahami melalui indra pendengaran (aspek persepsi bunyi bahasa).

Untuk menghasilkan bunyi bahasa yang benar diperlukan alat bicara yang normal, keterampilan dan kemampuan organ alat bicara dalam melakukan artikulasi, serta kemampuan mengatur pernapasan. Perubahan proses produksi bunyi menghasilkan perubahan kualitas bunyi (aspek produksi). Sebagai akibat proses artikulasi yang berbeda pada bahasa – bahasa di dunia ini, bunyi – bunyi bahasa yang dihasilkan berbagai bahasa itu pun berbeda (aspek akustis). Indra pendengaran mampu menangkap dan memahami rangkaian bunyi vokal dan konsonan yang membentuk sebuah tuturan, cepat lambat tuturan, dan nada tuturan yang dihasilkan oleh seorang penutur(aspek presepsi bunyi suara).

Aspek Sosial Bahasa : Bahasa mempunyai variasi dan memiliki ragam. Di dalam lingkungan masyarakat, ada bahasa yang digunakan dan memperlihatkan ciri keakraban atau keintiman. Bahasa yang ditandai bentuk dan pilihan kata akrab seperti gue, loe, bete. Berikut termasuk ke dalam ragam intim. Ragam berikutnya dikenal sebagai ragam konsultatif, yang merupakan ragam bahasa yang digunakan pada saat guru mengajar di kelas. Cirinya berbeda dengan ragam formal atau resmi. Ragam lain adalah bahasa yang ditandai ujaran – ujaran baku dan beku sebagaimana yang terdengar dalam acara ritual dan seremonial.

3. FUNGSI BAHASA
1. Fungsi bahasa secara umum :

1)    Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri. Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan  pikiran kita.
2)    Sebagai alat komunikasi. Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan perasaan dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi,berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi cesara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas,sirene setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.
3)    Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial. Pada saat  beradaptasi di lingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan menggunakan bahasa yang non-formal pada saat  berbicara dengan teman dan menggunakan bahasa formal pada saat berbicara dengan orang tua atau yang dihormati.
4)    Sebagai alat kontrol Sosial. Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Kontrol sosial dapat diterapkan  pada diri sendiri dan masyarakat.

2.    Fungsi bahasa secara khusus:

1)    Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari. Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan komunikasi dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang  berlangsung dapat menggunakan bahasa formal dan non formal.
2)    Mewujudkan Seni. Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni khususnya dalam hal sastra. Terkadang bahasa yang digunakan yang memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin disampaikan.
3)    Mempelajari bahasa kuno. Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa atau kejadian dimasa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin atau dapat terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar memenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal.
4)    Mengeksploitasi IPTEK. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya demi kebaikan manusia itu sendiri.

4. DASAR HUKUM

  Dasar hukum diterapkan berdasarkan UU Replubik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009, yaitu :

1)    Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai dengan dinamika peradaban bangsa.
2)    Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai jati diri bangsa, kebanggaan nasional, sarana pemersatu berbagai suku bangsa, serta sarana komunikasi antardaerah dan antarbudaya daerah.
3)    Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, pengantar pendidikan, komunikasi tingkat nasional, pengembangan kebudayaan nasional, transaksi dan dokumentasi niaga, serta sarana pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan bahasa media massa.

5. KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

1.    Kedudukan bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional

       Kedudukan pertama bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa persatuan. Hal ini tercantum dalam Sumpah pemuda (28-10-1928). Ini berarti bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai Bahasa Nasional. Kedua adalah sebagai bahasa negara. Dalam kedudukannya sebagai Bahasa Nasional, Bahasa Indonesia memiliki beberapa fungsi

1.1    Lambang kebanggaan kebangsaan
Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai luhur yang mendasari perilaku bangsa Indonesia.

1.2    Lambang Identitas Nasional
Bahasa Indonesia mewakili jatidiri bangsa Indonesia, selain Bahasa Indonesia terdapat pula lambang identitas nasional yang lain yaitu bendera Merah-Putih dan lambang negara Garuda Pancasila.

1.3    Alat perhubungan
Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku dengan bahasa yang berbeda-beda, maka kan sangat sulit berkomunikasi kecuali ada satu bahasa pokok yang digunakan. Maka dari itu digunakanlah Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan perhubungan nasional.

1.4    Alat pemersatu bangsa
Mengacu pada keragaman yang ada pada Indonesia dari suku, agama, ras, dan budaya, bahasa Indonesia dijadikan sebagai media yang dapat membuat kesemua elemen masyarakat yang beragam tersebut kedalam sebuah persatuan.

2.    Kedudukan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Negara

    Bahasa negara sama saja dengan bahasa nasional atau bahasa persatuan artinya bahasa negara merupakan bahasa primer dam baku yang acapkali digunakan pada kesempatan yang formal. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara yaitu :

2.1    Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan.
Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu dipakailah bahasa Indonesia dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun tulis.

2.2    Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan.
Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak, maka materi pelajaran yang berbentuk media cetak juga harus berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau menyusunnya sendiri. Cara ini akan sangat membantu dalam meningkatkan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek).

2.3    Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat Nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah.
Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam hubungan antar badan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan agar isi atau pesan yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.

2.4    Bahasa Indonesia Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu dan Teknologi.
Kedudukan keempat dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media cetak lainnya. Karena sangatlah tidak mungkin bila suatu buku yang menjelaskan tentang suatu kebudayaan daerah, ditulis dengan menggunakan bahasa daerah itu sendiri, dan menyebabkan orang lain belum tentu akan mengerti.



6. RAGAM DAN LARAS BAHASA
1. Pengertian Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.

2. Pengertian Laras Bahasa
laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan pemakaianya.dalam hal ini kita mengenal iklan, laras ilmiah,laras populer,laras featue,laras komik,laras sastra, yang masih dapat di bagi atas laras cerpen, laras puisi,laras novel, dan sebagainya.

3. Macam-macam Ragam Bahasa
Yaitu bisa dibagi 3 berdasarkan media,cara pandang penutur, dan topik pembicaraan.
   1. Ragam bahasa berdasarkan media
  a.   Ragam bahasa Media (Lisan)
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan kalimat dan unsur-unsur didalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicara menjadi pendukung didalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
Pembicara lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicara lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa dituliskan, ragam bahasa itu tidak bisa disebut ragam bahasa tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak  menunjukan cir-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dengan tulisan,  ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing adapun ciri dari keduanya:
Ciri-ciri ragam lisan:
·         Memerlukan orang kedua/teman bicara.
·         Tergantung kondisi, ruang, dan waktu.
·         Tidak harus memperhatikan gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
·         Berlangsung cepat


  b.Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulisan makna kalimat yang diungkapkan nya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalomat. Oleh karrena itu, penggunaan ragam baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk katadan struktur kalimat, serta kelengkapaan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
Ciri-ciri ragam tulis:
1.      Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
2.      Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
3.      Harus memperhatikan unsur gramatikal;
4.      Berlangsung lambat;
5.      Selalu memakai alat bantu;
6.      Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
7.     Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
           Contohnya: “Saya sudah membaca buku itu”.

Perbedaan antara ragam lisan dan tulisan (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata ) :
Tata Bahasa :
a.       Ragam Bahasa lisan
1)      Nia sedang baca surat kabar.
2)      Ari mau nulis surat.
3)      Tapi kau tak boleh menolak lamaran itu.
b.      Ragam bahasa tulisan.
1)         Nia sedang membaca surat kabar.
2)         Ari mau menulis surat.
3)         Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.


Kosa kata :
a.       Ragam bahasa lisan
1)    Ariani bilang kalau kita harus belajar.
2)    Kita harus bikin karya tulis.
3)    Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak
b.      Ragam bahasa tulisan
1)    Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar.
2)    Kita harus membuat karya tulis.
3)    Rasanya masih telalu muda bagi saya, Pak.

  2. Ragam bahasa Indonesia dari cara pandang penutur.Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa indonesia terdiri dari ragam dialek, ragam terpelajar, ragam resmi dan ragam tak resmi.
 Contoh:
Ragam dialek     : “Gue udah baca itu buku ”
Ragam terpelajar : “Saya sudah membaca buku itu”
Ragam resmi       : “Saya sudah mmbaca buku itu”
Ragam tak resmi  : “Saya sudah baca buku itu”

  3. Ragam bahasa Indonesia menurut topik pembicaraan.Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah, ragam hukum, ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan ragam sastra.  
Ragam hukum     : Dia dihukum karena melakukan tindak pidana.
Ragam bisnis       : Setiap pembelian diatas nilai tertentu akan diberikan diskon.
Ragam sastra       : Cerita itu menggunakan Flashback.

Ragam kedokteran: Anak itu menderita penyakit kuorsior


4. Jenis-Jenis Laras Bahasa
        Laras dapat dibahagikan kepada tiga kategori utama iaitu, tajuk wacana, cara penyampaian wacana dan gaya wacana. Tajuk wacana adalah merangkumi bidang penggunaan bahasa seperti bidang Matematik. Cara penyampaian wacana ialah media perlakuan bahasa samada secara lisan atau bertulis. Gaya Wacana pula adalah bidang tentang perhubungan antara peserta perlakuan bahasa iaitu secara formal atau tidak formal.
Daripada tiga kategori utama ini, laras dapat dikenali berdasarkan penggunaannya dalam pelbagai situasi. Antara jenis-jenis laras ialah laras biasa atau laras umum, laras akademik atau laras ilmiah, laras perniagaan, laras perundangan, laras sastera, laras iklan dan sebagainya.Hal ini kerana terdapat hubungan yang erat antara susunan bahasa dengan situasi-situasi disebabkan interaksi sehingga menghasilkan laras.

1.  Laras Bahasa Biasa Atau Umum
      Laras ini menggunakan bahasa yang tidak membabitkan sebarang bidang ilmu atau konteks khusus. Ia biasanya digunakan dalam perbualan harian. Laras biasa tidak menggunakan istilah atau pola yang khusus. Ciri-cirinya adalah bebas dan mudah difahami serta kurang terkawal dari aspek tatabahasa. Ia juga mempunyai unsur kemesraan seperti menggunakan ganti nama diri pertama seperti aku, cek, makcik , kak ngah dan sebagainya.
Laras bahasa biasa menggugurkan kata sendi nama seperti dari, daripada, di, akan dan hingga. Ia juga menggunakan ayat yang pendek dan ringkas, dan ada kalanya menggunakan imbuhan asing. Terdapat juga unsur ambiguiti atau kekaburan makna.
Contoh: Hai Mat! Nak ke mana tu? Singgahlah dulu!

2.  Laras Perniagaan
       Laras jenis ini digunakan untuk mengiklankan jenama barangan yang ingin dijual. Gaya bahasa yang digunakan biasanya memujuk pendengar supaya membeli barangan menerusi cara penyampaian yang amat menarik. Ayat yang digunakan pendek-pendek dan tidak gramatis.
Contoh : Percuma, sebuah telefon bimbit Samsung dengan setiap pembelian sebuah LCD Skrin Televisyen Pensonic.

3.  Laras Akademik
     Laras akademik boleh dibahagikan kepada beberapa bahagian berdasarkan bidang ilmu yang diperkatakan. Antaranya laras bahasa sains, laras ekonomi, laras sastera dan sebagainya. Laras ini kemudiannya terbahagi pula kepada beberapa sub-bidang yang terdapat dalam sesuatu bidang akademik. Misalnya dalam bidang sains, terdapat laras kimia, biologi dan fizik.
Dalam bidang akademik, laras yang digunakan mudah dikesan dengan kehadiran istilah-istilah teknikal dan khusus yang berkaitan dengan bidang berkenaan. Contohnya dalam bidang ekonomi terdapat istilah-istilah khusus seperti permintaan, penawaran, kos, modal, buruh dan susut nilai. Contoh laras sains dalam bidang kimia : Air terhasil daripada kandungan hidrogen dan oksigen (H2O).

4.  Laras Undang-undang
  Laras undang-undang merupakan salah satu daripada laras ilmiah yang terdapat dalam bahasa Melayu sejak zaman dahulu lagi. Walau bagaimanapun, pada masa sekarang laras undang-undang lebih bersifat moden dan banya menggunakan istilah teknikal. Contoh : Defenden membantah pada awal prosiding kerana tidak bersetuju dengan cadangan plaintif untuk mengemukakan saksi-saksi yang dikatakan tidak relevan dengan perbicaraan berkenaan.

5.  Laras Media Massa
     Laras media massa kurang mementingkan gaya atau nahu, khususnya penggunaan imbuhan dan kata hubung. Bahasa yang digunakan bersahaja dan bersifat melaporkan sesuatu peristiwa yang berlaku. Bahasanya juga ringkas dan mengandungi berita yang maksimum untuk dipaparkan kepada pembaca dan penonton.
Contoh : Pasukan hijau kuning telah memalukan pihak lawan apabila pasukan Kelantan dikalahkan di gelanggang sendiri dengan jaringan dua gol berbalas satu.

6.  Laras Sastera
     Seperti laras-laras bahasa yang lain, laras bahasa sastera juga mementingkan istilah-istilah khusus dan teknikal. Bezanya, bidang yang diperkatakan itu ialah mengenai bahasa dan kesusasteraan serta hubungan antara kedua-duanya.
Contoh : Apabila berbicara mengenai kesusasteraan, kita sebenarnya akan membincangkan beberapa aspek seperti tema, kronologi, mesej, dan watak yang mengandungi unsur-unsur personifikasi dan metafora.
7.  Laras Rencana
Laras rencana adalah laras bersifat umum yang menyentuh mengenai tajuk tertentu. Ciri utama dalam laras rencana ialah kepelbagaian idea mengenai sesuatu tajuk yang diperkatakan.
Contoh : Oleh kerana baru dilancarkan, kejayaan model terbaru Proton belum dapat diukur sepenuhnya. Pelbagai aspek seperti pilihan pembeli, faktor rekabentuk, kemudahan mendapatkan alat ganti dan ketahanannya perlu diambil kira. Model terbaru ini pastinya berhadapan dengan pelbagai rintangan sebelum ia berkemampuan untuk menguasai pasaran dalam dan luar negara.

7.  HAL- HAL YANG MEMPENGARUHI LARAS DAN RAGAM BAHASA

Dalam bahasa Indonesia terdapat aneka ragam bahasa yang timbul akibat pengaruh dari berbagai hal yang berhubungan dengan penutur bahasa dan sarana atau media yang digunakan
1. Hal yang berhubungan dengan penutur dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Latar belakang daerah penutur
Ragam bahasa Indonesia yang dipengaruhi oleh latar belakang daerah penuturnya menimbulkan ragam daerah atau dialek. Dialek adalah cara berbahasa Indonesia yang diwarnai oleh karakter bahasa daerah yang masih melekat pada penuturnya. Contoh : bahasa Indonesia dengan dialek betawi biasanya menggunakan fonem /e/ untuk melafalkan kata yang berakhiran /a/, misalnya apa menjadi ape, dimana menjadi dimane dan seterusnya. Begitupun dengan logat jawa untuk menyebutkan kata berawalan konsonan /b/ akan terdengar bunyi konsonan /m/ misalnya bandung menjadi mbandung, bogor menjadi mbogor
b. Latar belakang pendidikan penutur
Berdasarkan latar belakang pendidikan penutur, timbul lafal yang bersifat baku khusunya dalam pengucapan kosakata yang berasal dari unsur serapan asing. Kaum berpendidikan pada umumnya melafalkan sesuai dengan lafal baku. Namun, untuk yang kurang atau tidak berpendidikan, pelafalan diucapkan tidak tepat atau tidak baku
Contoh pengucapan kata film, foto, focus diucapkan pilm, poto, pokus
c. Situasi pemakaian sikap dan hubungan social penutur
Berdasarkan hal ini, timbul ragam formal, semi formal dan non formal. Ragam formal digunakan pada situasi resmi atau formal, seperti kantor, dalam rapat, seminar atau acara-acara kenegaraan. Ragam formal menggunakan kosa kata baku dan kalimatnya terstruktur lengkap. Ragam formal juga dipakai jika penutur berbicara pada orang yang disegani atau dihormati, misalnya pimpinan perusahaan
Ragam semi formal dan non formal biasa dipakai pada situasi tidak resmi seperti diwarung, dikantin, dipasar, pada situasi santai dan akrab. Ragam semi formal dan non formal dibedakan oleh pemilihan katanya. Ragam semi formal menggunakan kalimat yang tidak lengkap gramatikalnya dan kosakata yang dipilih cenderung tidak baku, sedangkan ragam non formal relatif sama dengan ragam iformal hanya pilihan katanya lebih luwes atau bebas
Kata daerah atau kata gaul dapat digunakan sepanjang masing-masing penuturannya memahami dan tak terganggu dengan penggunaan kata tersebut
Contoh :
1. Kalau soal itu, saya nggak tau persis (informal/semiformal)
2. Emangnya kamu nggak dikasih kupon (semiformal)
3. Kalau soal itu, ogut nggak tau deh (nonformal)
4. Emangnya situ nggak ngantor mas (nonformal)
d. Ruang lingkup pemakaian atau pokok persoalan yang dibicarakan
Dilingkup kelompok penutur. Banyak persoalan yang dapat menjadi topic pembicaraan dalam kehidupan sehari-hari. Saat membicarakan topic tertentu, seseorang akan menggunakan kosa kata kajian atau khusus yang berhubungan dengan topic pembicaraan tersebut. Ragam bahasa yang digunakan untuk membahas suatu bidang akan berbeda dengan bidang lainnya, misalnya pembicaraan yang berhubungan dengan agama tertentu menggunakan istilah yang berhubungan dengan agama, begitu pula dengan bidang lainnya. Masing-masing memiliki ciri khas kata atau ragam bahasa yang digunakan. Termasuk penggunaan ungkapan atau gaya bahasanya. Variasi ini disebut dengan laras bahasa
2. Ragam bahasa
Berdasarkan sarananya, ragam bahasa dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut :
a. Ragam bahasa lisan
Terjadi bila komunikasi langsung dengan lawan bicara
b. Ragam bahasa tulisan
Terjadi bila tidak ada komunikasi langsung dengan lawan bicara
Ragam bahasa lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui sarana lisan. Ragam bahasa ini disebut juga ujaran. Ragam bahasa lisan dapat disertai oleh bahasa tubuh, misalnya gerak-gerik, mimik muka, intonasi dan isyarat. Dengan demikian walaupun menggunakan menggunakan kalimat tidak sempurna, lawan bicara tetap memahami maksudnya. Adapun yang termasuk dalam ragam bahasa lisan ini mencakup percakapan, pidato dan ragam kuliah
3. Ragam Bahasa Resmi dan Ragam Bahasa Tidak Resmi
Menurut atau situasi pemakainya, ragam bahasa dibagi menjadi ragam bahasa resmi dan ragam bahasa tidak resmi
a. Ragam bahasa resmi
Adalah ragam bahasa yang digunakan dalam suasana resmi atau formal, misalnya pidato, surat dinas, makalah
b. Ragam bahasa tidak resmi
Adalah ragam bahasa yang digunakan dalam suasana tidak resmi
Misalnya surat pribadi dan surat keluarga
Ciri-ciri ragam bahasa resmi adalah sebagai berikut:
1. Digunakan dalam situasi resmi
2. Nada bicara (intonasi) yang cenderung datar
3. Menggunakan diksi yang baku
4. Kalimat yang di ungkapkan adalah hal yang lengkap
Ciri-ciri ragam bahasa tidak resmi adalah sebagai berikut
1. Digunakan dalam situasi tidak resmi
2. Menggunakan diksi yang tidak baku
3. Sering menggunakan kalimat-kalimat yang tidak lengkap



http://melyanaaprilia.blogspot.co.id/2013/01/ragam-dan-laras-bahasa.html
https://azariansyah.wordpress.com/2014/11/02/tugas-bahasa-indonesia-2-ragam-dan-laras-bahasa-indonesia/
http://yudah05.blogspot.co.id/2014/10/ragam-dan-laras-bahasa.html
https://risanputtra.wordpress.com/2013/10/09/pengertian-bahasa-aspek-dan-fungsinya/
http://syahrirmdn.blogspot.co.id/2015/10/peranan-dan-fungsi-bahasa.html
http://haveljozz.blogspot.co.id/2015/04/peranan-dan-fungsi-bahasa-indonesia.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar